Prof Dr H Abdul Mu'ti, MEd. Foto: Mohammad Nashiir
sumbermu.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI yang juga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti memberikan kuliah subuh di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Sabtu (13/9).
Mu'ti mengatakan pentingnya memelihara dan menjaga ikatan persatuan dalam kehidupan. Lebih-lebih lagi, di tengah kemajemukan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Hal ini sebagaimana telah menjadi instruksi Allah di Qs Ali Imran (3) ayat 103.
“Dari bagian awal ayat ini kita mendapat petunjuk dari Allah agar kita semua bersatu. Jangan sampai bermusuhan, terpecah belah dan bercerai berai,” katanya.
Dalam tafsir Al-Qur'an, ayat ini dikategorisasikan menjadi ayat Madaniyyah, yaitu diturunkan setelah hijrahnya Rasulullah. Kalau menyigi relevansi ayat ini, terpotret kehidupan masyarakat Anshar dan Muhajirin. “Mereka hidup rukun dan guyup,” tuturnya.
Tetapi meskipun lintasnya, Kaum Yahudi tidak menghendaki hal demikian. Lalu, menyebarkan benih kebencian dan permusuhan, di antara dua masyarakat tersebut. “Orang Yahudi sejak dulu suka buat ontran-ontran. Mereka menyatukan penduduk asli itu,” katanya.
Sementara itu, dipersembahkan hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah, hendak mempersatukan dan mempersaudarakan kembali kedua masyarakat tersebut. “Hijrah Nabi ke Madinah adalah mempersaudarakan dan mendamaikan kaum Anshar dan Muhajirin,” ujarnya. Sehingga, memiliki sensitivitas dalam hal ihwal menyemai kebaikan secara inklusif.
Di situlah persatuan menemukan titik urgensinya. Dengan kuatnya persatuan, kehidupan bermasyarakat terhindar dari letupan permusuhan yang berlarut-larut dan tak berkesudahan.
“Kita menjadi bersatu karena terikat oleh tali Allah. Sehingga ketika terjadi permusuhan itu terjadi, berpegang teguh pada tali Allah,” tegasnya.
Salah satu tantangannya, yaitu seputar ikhtilaf (perbedaan). Namun begitu, ketika terjadi ikhtilaf, Mu'ti berpesan agar jangan sampai menciptakan perseturan dan permusuhan sesama umat manusia yang tidak dikehendaki oleh Allah. “Kita boleh berbeda, tapi jangan sampai bermusuhan,” tegasnya.
Untuk menciptakan persaudaraan, Mu'ti menerangkan agar memperkuat hubungan antara sesama manusia (habl min al-nas). "Ini harus kita jaga bersama," pinta Mu'ti. Dan yang paling substansial adalah menjaga hubungan dengan Allah (habl min Allah). “Oleh karena itu, kita harus menjaga tali Allah,” timpalnya.
Mu'ti mengajak agar seluruh umat Islam untuk memperkuat ikatan sesama umat Islam. Pada saat yang sama, perlunya memperkuat juga ikatan sosial dan lebih luas lagi memperkuat ikatan sebagai bangsa Indonesia.
“Bangsa ini tidak bisa kuat kalau kita tidak rukun dan ikatan satu dengan lainnya. Dan inilah yang disampaikan dan dipesankan oleh Al-Qur'an,” tandasnya. (Keris)
Sumber : Suara Muhammadiyah
0 Komentar